Minggu, 06 November 2016

Cabang-cabang Filsafat (Metodologi)

Untuk cabang filsafat sebelumnya, klik di sini

 Metodologi
Metodologi ialah sebagaimana yang ditunjukkan oleh pernyataan, yakni ilmu pengetahuan atau mata pelajaran tentang metode, dan khususnya metode ilmiah. Teyapi metodologi dapat membahas metode-metode yang lain, misalnya metode-metode yang diapakai dalam sejarah. Metodologi membicarakan hal-hal seperti observasi, hipotesis, hukum, teori, susunan eksperimen, dan sebagainya.
Dalam hidup ini kita menghadapi banyak masalah. Bila ada batu di depan  pintu, setiap keluar dari pintu itu kaki kita tersandung, maka batu itu masalah. Kehidupan akan dijalani lebih enak bila masalah-masalah itu dapat diselesaikan. Ada banyak cara menyelesaikan masalah, mulai dari cara yang sederhana sampai yang paling rumit. Bila cara yang diguna amat sederhana maka biasanya masalah tidak terselessaikan secara tuntas. Penyelesaian secara detail itu biasanya dapat mengungkap semua masalah yang berkembang dalam kehidupan manusia.
Nilai itu bersifat objektif tapi kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika nilai-nilai tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang melakuakn penilaian. Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat individu melainkan pada objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi subjektif, apabila subjek berperan dalam member penilaian, kesadaran manusia menjadi tolak ukur penialian. Dengan demikian nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai pandangan yang dimiliki akal budi manusia seperti perasaan yang akan mengasah kepada suka atau tidak suka, senang atau tidak senang.
Bagaimana dengan objektifitas ilmu? Sudah menjadi ketentuan umum dan diterima oleh berbagai kalangan bahwa ilmu harus bersifat objektif. Salah satu faktor yang membedakan anatara pernyataan ilmiah dengan anggapan umum ialah terletak pada objektivitasnya. Seorang ilmuwan harus melihat realitas empiris dengan mengesampingkan kesadaran yang bersifat ideologis, agama dan budaya. Seorang ilmuan haruslah bebas dalam mennetukan topic penelitiannya, bebas melakukan eksperimen-eksperimen. Ketika seorang ilmuan bekerja dia hanya tertuju kepada proses kerja ilmiah dan tujuannya agar penelitiannya berhasil dengan  baik. Nilai objektif hanya menjadi tujuan utamanya, dia tidak mau terkait pada nilai subjektif.


Untuk cabang filsafat selanjutnya, klik di sini


Sumber: 
Susanto, A. 2011. Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara 
Rukiyati, dan Andriani Purwastuti. 2015. Mengenal Filsafat Pendidikan. (Tersedia online: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-rukiyati-mhum/bpk-mengenal-filsafat-pendidikan.pdf , diakses pada tanggal 07 November 2016)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar