Senin, 05 Desember 2016

Aliran Epicurisme pada Zaman Hellenisme


Sebagai tokohnya Epicurus (341-271 SM), lahir di Samos dan mendapatkan pendidikan di Athena. Ia mendapat pengaruh dari ajaran Democritos dan Aristophos. Pokok ajarannya adalah bagaimana agar manusia itu dalam hidupnya bahagia. Epicurus mengemukakan bahwa agar manusia dalam hidupnya bahagia terlebih dahulu harus memperoleh ketenangan jiwa (atararia). Menurut kenyataan, banyak manusia yang hidupnya tidak bahagia karena mengalami ketakutan.  Jadi, apabila manusia telah dapat menghilangkan ketakutannya itu, niscaya manusia akan memperoleh ketenangan jiwa, yang selanjutnya akan memperoleh kebahagiaan.
Terdapat tiga ketakutan dalam diri manusia seperti berikut ini.
Pertama, agar manusia tidak takut terhadap kemarahan dewa. Sesungguhnya tidak beralasan manusia takut terhadap kemarahan dewa karena dewa mempunyai dunianya sendiri dan manusia mempunyai dunianya sendiri. Jadi dunia dewa dengan manusia lain.
Kadua, agar manusia tidak takut terhadap kematian. Tidak beralasan apabila manusia takut terhadap kematian karena kematian itu merupakan akhir suatu kehidupan dan setelah manusia hidup, tidak ada kehidupan lagi Jadi manusia tidak perlu takut akan kematian.
Ketiga, agar manusia tidak takut terhadap nasib.  Karena nasib manusia bukan ditentukan oleh dewa, akan tetapi ditentukan oleh atom-atom.  Dengan demikian, adanya nasib manusia itu tergantung dari gerak atom-atom yang terdapat dalam diri manusia.  Maka tidak ada alasan untuk takut terhadap nasib. 
Untuk mencapai kebahagiaan manusia harus menghilangkan rasa ketakutan terhadap kemarahan dewa,  kematian, dan akan nasib. 


Sumber: Achmadi, Asmoro. 2008. Filsafat Umum. Jakarta: PT RajaGrafindo Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar