2. Empirisme
Aliran empirisme memberikan tekanan pada empiris atau pengalaman sebagai sumber pengetahuan. Istilah empiris ini berasal dari kata Yunani, emperia, yang berarti pengalaman inderawi. Empirisme ini sangat bertentangan dengan aliran rasionalisme, terutama dilihat dari sumber pengetahuannya.
Salah satu dari aliran ini adalah Thomas Hobbes (1588-1679), yang lahir di Inggris pada saat penyerbuan oleh Spanyol ke Inggris. Sebagaimana umumnya penganut empirisme, Hobbes beranggapan bahwa pengalaman merupakan permulaan segala pengenalan. Pengenalan intelektual tidak lain dari pada semacam perhitungan, yakni penggabungan data-sara inderawi yang sama dengan cara berlainan. Pengalaman adalah keseluruhan atau totalitas pengamatan yang disimpan dalam ingatan atau digabungkan dengan suatu pengharapan akan masa depan, sesuai dengan apa yang telah diamati pada masa lalu.
Pada perkembangan selanjutnya, Hobbes di dalam pandangannya tentang dunia dan manusia dapat dikatakan sebagai penganut materialisme. Hobbes menjelaskan bahwa segala sesuatu yang ada bersifat bendawi. Hobbes juga tidak menyetujui pandangan Descrated tentang jiwa sebagai substansi rohani. Menurut Hobbes, seluruh dunia, termasuk juga manusia, merupakan suatu proses yang berlangsung dengan tiada henti-hentinya atas dasar hukum-hukum mekanisme saja.
Sumber: Susanto, A. 2011. Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar