Minggu, 23 Oktober 2016

Aliran dalam Filsafat (Rasionalisme)

Dalam perkembangannya, filsafat terbagi menjadi beberapa aliran atau mazhab yang memiliki ciri khas masing-masing walaupun ada diantaranya yang tidak terlalu jelas perbedaannya. Dari kondisi pemikiran-pemikiran tersebut serta beberapa pemikiran lainnya kemudian berkembanh menjadi beberapa aliran di dalam filsafat. Menurut Juhaya S. Praja (2003) (dalam Susanto, 2011: 36) aliran-aliran filsafat yang cukup berpengaruh diantaranya adalah rasionalisme, empirisme, kritisme, materialisme, idealisme, positivisme, pragmatisme, sekularisme, dan filsafat Islam.

  1. Rasionalisme

Aliran rasional ini sangat mementingkan rasio dalam memutuskan atau menyelasaikan suatu masalah. Dalam aliran rasional ini sangat mendamba-dambakan otak atau rasio sebagai satu-satunya yang menjadi alat untuk menyelesaikan masalah, karena menurut aliran ini, di dalam rasio terdapat ide-ide dan dengan itu orang dapat membangung suatu ilmu pengetahuan tanpa menghiraukan realitas di luar rasio. Tokoh-tokoh yang terkenal dalam aliran rasional pada abad modern ini antara lain Rene Decrates (1595-1650), Nicholas Malerbranche (1638-1775), De Spinoza (1632-1677), Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716), Christian Wolf (1679-1754), dan Blaise Pascal (1623-1662).

Rane Descarte dianggap tokoh yang paling berpengaruh dalam aliran rasional ini. Decrates berpendapat bahwa agar filsafat dan ilmu pengetahuan dapat diperbarui, kita memerlikan suatu metode yang baik, yaitu dengan menyangsikan segala-galanya atau keragu-raguan. Menurutnya, suatu kebenaran yang tidak dapat disangkal adalah corigo ergo sum yang artinya "saya yang sedang menyangsikan, ada". Untuk memperoleh hasil yang sahih, dalam metodenya, Decrates mengemukakan empat hal berikut ini:

  • Tidak menerima suatu pun sebagai kebenaran, kecuali bila saya melihat hal itu sungguh-sungguh jelas dan tegas, sehingga tidak ada suatu keraguan apa pun yang mampu merobohkannya.
  • Pecahkanlah setiap kesulitam atau masalah itu atau sebanyak mungkin bagian, sehingga tidak ada suatu keraguan apa pun yang mampu merobohkannya.
  • Bimbinglah pikiran dengan teratur, dengan memulai dari hal yanh sederhana dan mudah diketahui, kemudian secara bertahao sampai pada yang paling sulit dan kompleks.
  • Dalam proses pencarian dan pemeriksaan hal-hal sulit, selamanya harus dibuat perhitungan-perhitungan yang sempurna serta pertimbangan-pertimbangan yang menyeluruh, sehingha kita yakin bahwa tidak ada satu pun yang mengabaikan atau ketinggalan dalam penjelajahan itu.

Karena kesaksian apapun dari luar tidak dapat dipercaya, maka menurut Decrates, saya mesti mencari kebenaran-kebenaran dalam diri saya dengan menggunakan norma cagito ergo sum. Decrates berpendapat bahwa dalam dirinya terdapat tiga ide bawaan (innate ideas) yang sudah ada sejak lahir, yaitu "pemikiran", "Allah", dan "keluasan".

Sumber: Susanto, A. 2011. Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar