Sabtu, 08 Oktober 2016

Dasar-dasar Ilmu Filsafat (Bagian 3-END)



Posting-an kali ini mengenai dasar ilmu filsafat yang terakhir. Apa itu? Ya!!! Seperti yang sudah saya singgung pada posting-an sebelumnya, kali ini saya akan membahas dasar ilmu Aksiologi. Check it out!!!

3. Ilmu Aksiologi
Ilmu merupakan sesuatu yang paling pentinv bagi manusia, karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah. Setiap ilmu pengetahuan akan menghasilkan teknologi yang kemudian akan diterapkan pada masyarakat.
Aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai dan logos yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai. Sedamgkan arti aksiologi menurut Jujun S. Suriasumantri [(dalam Burhanuddin, 1997: 168) dalam Bakhtiar, 2010: 163] bahwa aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
Dalam definisi aksiologi menurut Jujun, terlihat bahwa permasalahan yang utama adalah mengenai nilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Etika menilai perbuatan manusia, maka lebih tepat kalau dikatakab bahwa objek formal etika adalah norma-norma kesusilaan manusia. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomen di sekelilingnya. Nilai itu objektif atau subjektif begantung pada pandangan yang muncul dari filsafat.
Kemudian bagaimana dwngan nilai dalam ilmu pengetahuan. Ketika seorang ilmuwab bekerja, dia hanya tertuju pada proses kerja ilmiahnya dan tujuannya agar penelitiannya berhasil dengan baik. Ilmu itu berkaitan dengan persoalan nilai-nilai moral.
Apa yang menjadi kriteria pada nilai dan norma moral? Nilai moral tidak berdiri sendiri, tetapi ketika ia berada pada atau menjadi milik seseorang, ia akan bergabung dengan nilai yang ada seperti nilai agama, hukum, budaya, dan sebagainya. Yang paling utama dalan nilai moral adalah yang terkait dengan tanggung jawab seseorang. Norma moral menentukan apakah seseorang berlaku baik ataukah buruk dari sudut etis. Bagi seorang ilmuwan, nilai dan norma moral yang dimilikinya akan menkadi penentu, apakah ia sudah menjadi ilmuwan yang baik atau belum.
Di bidang etika, tanggung jawab seorang ilmuwan bukan sekedar memberi informasi namun harus memberi contoh yang bersifat objektif, terbuka, menerima kritik, menerima pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggap benar, dan kalau berani mengakui kesalahan.
Solusi bagi ilmu yang terikat dengan nilai-nilai adalah bahwa ilmu pengetahuan harus terbuka pada konteksnya, dan agamalah yang mengarahkan ilmu pengetahuan pada tujuan hakikinya  yakni memahami realitas alam, dan memahami eksistensi Tuhan, agar manusia sadar akan hakikat penciptaan dirinya, dan tidak mengarahkan ilmu pengetahuan pada praxis, pada kemudahan-kemudahan materi duniawi.

Sekian penjelasan yang saya dapat dari sebuah buku bacaan, semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca^^. Tunggu postingan saya selanjutnya ya. Sekian^^

Sumber:
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar