Posting-an
kali ini mengenai dasar ilmu filsafat yang terakhir. Apa itu? Ya!!! Seperti
yang sudah saya singgung pada posting-an sebelumnya, kali ini saya akan
membahas dasar ilmu Aksiologi. Check it
out!!!
3.
Ilmu Aksiologi
Ilmu
merupakan sesuatu yang paling pentinv bagi manusia, karena dengan ilmu semua
keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan lebih
mudah. Setiap ilmu pengetahuan akan menghasilkan teknologi yang kemudian akan
diterapkan pada masyarakat.
Aksiologi
berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai dan logos yang
berarti teori. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai. Sedamgkan arti aksiologi
menurut Jujun S. Suriasumantri [(dalam Burhanuddin, 1997: 168) dalam Bakhtiar, 2010:
163] bahwa aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan
dari pengetahuan yang diperoleh.
Dalam
definisi aksiologi menurut Jujun, terlihat bahwa permasalahan yang utama adalah
mengenai nilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada permasalahan
etika dan estetika. Etika menilai perbuatan manusia, maka lebih tepat kalau
dikatakab bahwa objek formal etika adalah norma-norma kesusilaan manusia.
Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang
dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomen di sekelilingnya. Nilai itu
objektif atau subjektif begantung pada pandangan yang muncul dari filsafat.
Kemudian
bagaimana dwngan nilai dalam ilmu pengetahuan. Ketika seorang ilmuwab bekerja,
dia hanya tertuju pada proses kerja ilmiahnya dan tujuannya agar penelitiannya
berhasil dengan baik. Ilmu itu berkaitan dengan persoalan nilai-nilai moral.
Apa
yang menjadi kriteria pada nilai dan norma moral? Nilai moral tidak berdiri
sendiri, tetapi ketika ia berada pada atau menjadi milik seseorang, ia akan
bergabung dengan nilai yang ada seperti nilai agama, hukum, budaya, dan
sebagainya. Yang paling utama dalan nilai moral adalah yang terkait dengan tanggung
jawab seseorang. Norma moral menentukan apakah seseorang berlaku baik ataukah
buruk dari sudut etis. Bagi seorang ilmuwan, nilai dan norma moral yang dimilikinya
akan menkadi penentu, apakah ia sudah menjadi ilmuwan yang baik atau belum.
Di
bidang etika, tanggung jawab seorang ilmuwan bukan sekedar memberi informasi
namun harus memberi contoh yang bersifat objektif, terbuka, menerima kritik,
menerima pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggap benar, dan
kalau berani mengakui kesalahan.
Solusi
bagi ilmu yang terikat dengan nilai-nilai adalah bahwa ilmu pengetahuan harus
terbuka pada konteksnya, dan agamalah yang mengarahkan ilmu pengetahuan pada
tujuan hakikinya yakni memahami realitas
alam, dan memahami eksistensi Tuhan, agar manusia sadar akan hakikat penciptaan
dirinya, dan tidak mengarahkan ilmu pengetahuan pada praxis, pada
kemudahan-kemudahan materi duniawi.
Sekian penjelasan
yang saya dapat dari sebuah buku bacaan, semoga bermanfaat bagi penulis dan
pembaca^^. Tunggu postingan saya selanjutnya ya. Sekian^^
Sumber:
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar