Minggu, 06 November 2016

Cabang-cabang Filsafat (Antropologi Kefilsafatan)


Untuk cabang filsafat sebelumnya, klik di sini 

Antropologi Kefilsafatan
Antropologi kefilsafatan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang manusia. Apa hakikat terdalam dari manusia itu? Ada pilihan penafsiran apa sajakah mengenai hakikat manusia itu? Yang manakah yang lebih mendekati kebenaran? Antropologi kefilsafatan juga membicarakan tentang makna sejarah manusia. Apakah sejarah manusia tergantung pada apakah manusia itu, dan apakah manusia itu dapat dipahami berdasarkan sejarahnya?
Dimulai sejak abad kelima sebelum Masehi, setelah melalui penyelidikan yang lama, Socrates tampil ke depan dengan semboyannya: “Kenalilah dirimu sendiri!”. Artinya, filsafat tidak cukup hanya membicarakan tentang alam saja, tetapi yang tak-kalah penting adalah bertanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang manusia itu sendiri. Apakah hakikat terdalam manusia itu ? Ada pilihan penafsiran apa sajakah mengenai hakikat manusia? Yang manakah yang lebih mendekati kebenaran? Antropologi kefilsafatan juga membicarakan tentang makna sejarah manusia dan arah kecenderungan sejarah. Sejarah juga dikaji dalam hubungannya dengan ilmu-ilmu alam, atau dengan nafsu-nafsu atau dogma keagamaan, atau perjuangan untuk kelangsungan hidup.


Untuk cabang filsafat selanjutnya, klik di sini


Sumber: 
Susanto, A. 2011. Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara
Rukiyati, dan Andriani Purwastuti. 2015. Mengenal Filsafat Pendidikan. (Tersedia online: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-rukiyati-mhum/bpk-mengenal-filsafat-pendidikan.pdf , diakses pada tanggal 07 November 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar