Fenomenologi
Fenomenologi
berasal dari kata fenomen yang artinya gejala, yaitu suatu hal yang tidak nyata
dan semua. Kebalikannya kenyataan juga dapat diartikan sebagai ungkapan
kejadian yang dapat diamati lewat indra. Misalnya, penyakit flu gejalanya
batuk, pilek. Dalam filsafat fenomenologi, arti di atas berbeda dengan yang
dimaksud, yaitu bahwa suatu gejala tidak perlu harus diamati oleh indra, karena
gejala juga dapat dilihat secara batiniah dan tidak harus berupa kejadian-kejadian.
Jadi, apa yanh kelihatan dalam dirinya sendiri seperti apa adanya..
Dan
yang paling penting dalam filsafat fenomenologi swbagai sumber berpikir yang
kritis. Pemikirab yang demikian besar pengaruhnya di Eropa dan Amerika antara tahun
1920-1945 dalam bidang ilmu pengetahuan positif. Tokohnya adalah Edmund Husserl
(1839-1939), dan pengikutnya Max Scheler (1874-1928).
Edmund
Husserl lahir di Wina. Ia belajar ilmu alam, ilmu falak, matematika, kemudian
filsafat. Pemikirannya; bahwa objek harus diberi kesempatan untuk berbicara, yaitu
dengan cara deskriptif fenomenologis yang didukung oleh metode deduktif.
Tujuannya adalah untuk melihat hakikat gejala-gejala secara intuituf. Sedangkan
metide deduktif artinya mengkhayalan gejala-gejala dalam berbagai macam yamg
berbeda.
SUMBER : Achmadi, Asmoro. 2007. Filsafat Umum. Jakarta: PT RajaGrafindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar