Minggu, 20 November 2016

Filsafat Modern: Fenomenologi



Fenomenologi
Fenomenologi berasal dari kata fenomen yang artinya gejala, yaitu suatu hal yang tidak nyata dan semua. Kebalikannya kenyataan juga dapat diartikan sebagai ungkapan kejadian yang dapat diamati lewat indra. Misalnya, penyakit flu gejalanya batuk, pilek. Dalam filsafat fenomenologi, arti di atas berbeda dengan yang dimaksud, yaitu bahwa suatu gejala tidak perlu harus diamati oleh indra, karena gejala juga dapat dilihat secara batiniah dan tidak harus berupa kejadian-kejadian. Jadi, apa yanh kelihatan dalam dirinya sendiri seperti apa adanya..
Dan yang paling penting dalam filsafat fenomenologi swbagai sumber berpikir yang kritis. Pemikirab yang demikian besar pengaruhnya di Eropa dan Amerika antara tahun 1920-1945 dalam bidang ilmu pengetahuan positif. Tokohnya adalah Edmund Husserl (1839-1939), dan pengikutnya Max Scheler (1874-1928).
Edmund Husserl lahir di Wina. Ia belajar ilmu alam, ilmu falak, matematika, kemudian filsafat. Pemikirannya; bahwa objek harus diberi kesempatan untuk berbicara, yaitu dengan cara deskriptif fenomenologis yang didukung oleh metode deduktif. Tujuannya adalah untuk melihat hakikat gejala-gejala secara intuituf. Sedangkan metide deduktif artinya mengkhayalan gejala-gejala dalam berbagai macam yamg berbeda.


SUMBER : Achmadi, Asmoro. 2007. Filsafat Umum. Jakarta: PT RajaGrafindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar