Minggu, 27 November 2016

Pendekatan Filsafat Pendidikan: Pendekatan Sinoptik

Berpendapat bahwa sekolah berfungsi sebagai alat untuk memelihara warisan budaya. Sumbangan sekolah bagi perbaikan sosial tergantung pada keberhasilan mewariskan budaya. Sedangkan perenialisme berpendapat bahwa sekolah berfungsi sebagai suatu alat untuk memelihara dan memperbaiki masyarakat. Tetapi tradisi saja tidak cukup, sehingga diperlukan kestabilan yang ditopang oleh agama atau ajaran metafisika. Berbeda dengan ketiga aliran tersebut di atas, rekonstruksionalisme lebih mengutamakan pada pencapaian tujuan pendidikan. Tujuan sosial dalam rangka pembangunan masyarakat sekolah, tidak cukup hanya mengembangkan kemampuankemampuan memecahkan masalah-masalah sosial saja, tetapi lebih dari itu hendaknya mengembangkan kemampuan-kemampuan untuk melakukan pembangunan masyarakat. Sekarang bagaimana pendekatan filsafi terhadap pendidikan, sehingga menghasilkan konsep-konsep yang dapat digunakan dalam rangka memperbaiki dan mengkritisi masalah-masalah pendidikan secara empirik.
Ilmu Pendidikan menganalisa persoalan-persoalan pendidikan dengan jalan menganalisis permasalahan sedetail mungkin sehingga menemukan unsurunsurnya yang terkecil; setelah mengamati secara empirik karakteristik unsurunsur itu, maka dicari kesimpulan yang berlaku umum, yaitu yang berlaku pada semua bagian (unsur) tersebut. Sejarah pendidikan sebagai ilmu pendidikan historis, meneliti obyeknya dan berusaha memberikan deskripsi peristiwa sejarah pendidikan secara individual. Di lain pihak filsafat mendekati masalah pendidikan secara sinoptik atau komprehensif. Sinoptik mempunyai pengertian memadukan pandangan, yaitu dari sin = bersama atau memadukan, dan optik = penglihatan, pandangan, dan thesa berarti pendirian. Jadi pengertian sinoptik adalah memadukan pandangan secara keseluruhan, sehingga membentuk suatu sistem pemikiran tertentu secara utuh. Proses berfikir filsafati juga bisa dengan model sinthetik, yaitu memadukan keseluruhan pendirian menjadi suatu sistem pemikiran yang utuh. Bila ilmu pendidikan menganalisa, maka filsafat mensintesa. Alat yang menyatukan dalam prosesberfikir sintetis itu ialah pendirian filsafi, yaitu apabila filsafat itu menjawab masalah-masalah filsafat seperti apakah manusia itu, apakah hidup itu, apakah materi itu, apakah sebenarnya kenyataan itu dan sebagainya.
Pendekatan sinoptik itu didasarkan pada ciri filsafat yang memandang dunia (universe) secara komprehensif, berbeda dengan ilmu yang mencoba memahami suatu bagian dari lingkungan kita. Tiap-tiap ilmu memperhatikan salah satu bidang kehidupan manusia. Bidang kehidupan yang diteliti oleh ilmu disebut obyek ilmu. Misalnya obyek kajian ilmu pendidikan (pedagogik) adalah situasi pendidikan, yaitu hubungan antara pendidik dengan anak didik ketika pendidik dengan sengaja berusaha membantu anak didik itu dalam perkembangannya ke arah kedewasaan.
Kajian filsafat pendidikan terhadap empirik pendidikan, adalah berupaya untuk memahami dan merenungkan bukan hanya hakekat situasi pendidikan, melainkan keseluruhan masalah pendidikan baik mikro maupun ,makro. Selain itu filsafat pendidikan menguji pemahamannya tentang apakah mendidik itu dengan kriteria yang bersumber dari pendirian-pendirian filsafi tentang hakekat manusia, hakekat hidup, tubuh-jiwa, dan sebagainya. Pendekatan sinoptik juga berupaya merenungkan secara spekulatif mengenai persoalan-persoalan pendidikan itu. Berfikir secara spekulatif mengandung makna bahwa pendidikan membutuhkan pertimbangan-pertimbangan yang disusun berdasar pada aturan, berfikir yang ketat, sehingga hasil pemikiran spekulatif haruslah merupakan suatu pemikiran yang logis. Demikian pula, pemikiran spekulatif membutuhkan kemampuan antisipasi tinggi untuk mengetahui lebih dahulu apa yang akan terjadi. Berpikir spekulatif menuntut bukan hanya segi pengetahuan, tetapi terutama kepekaan untuk menghayati persoalan pendidikan. Dengan demikian, pendekatan filsafi membantu memecahkan persoalan pendidikan tidak hanya secara rasional, tetapi juga secara artistik. Prinsip ini cocok dengan pandangan bahwa mendidik itu adalah seni. Namun pendidikan juga membutuhkan pendekatan ilmiah, untuk memahami gejala empirik pendidikan dapat diprediksi keberhasilannya, agar tindakan mendidik lebih efektif, efisien, dan relevan dengan kebutuhan masyarakatnya.


SUMBER : Suyitno, Y. 2009. Landasan Filosofis Pendidikan. [Tersedia Online: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEDAGOGIK/195009081981011-Y._SUYITNO/LANDASAN_FILOSOFIS_PENDIDIKAN_DASAR.pdf , diakses pada tanggal 28 November 2016 pukul 12.47 WIB]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar