Sabtu, 03 Desember 2016

Melepas Bukan Berarti Berpisah

OLEH: ATIKAH

Kelulusan. Hal yang paling saya dan teman-teman tunggu kedatangannya. Lepasnya seragam putih-abu. Beradaptasi ke dunia luas yang nyata. Bertempur dengan manusia-manusia lain yang ingin merebut kebahagiaan. Saya sudah kelas 3 SMA saat ini. Mulai sibuk bimbel sana-sini. Mulai sulit membagi waktu untuk bersenang-senang. Mulai fokus kepada kebahagiaan yang ingin dicapai di hari esok.
Pastilah saya akan rindu akan kenang-kenangan yang sudah saya ciptakan dimasa-masa SMA. Rindu dengan teman-teman yang beranekaragam sifatnya, rindu dengan jajanan murah ala anak sekolah, rindu dengan guru yang beranekaragam teknik pengajarannya, rindu dengan kegiatan sakral di hari Senin, rindu memakai seragam sekolah, dan masih banyak lagi.
Rindu akan datang jika saya berpisah dengan kalian semua. Teman-teman dari kelas X sampai kelas XII. Mulai dari yang suka jadi moodboster di kelas, yang dekil yang jorok -tapi dia tetap teman saya, yang suaranya bikin anak-anak kelas ketawa mules sampai nangis, yang garang, yang cintanya bertepuk sebelah tangan, yang selalu galau, yang tingkahnya bukan kaya anak normal, yang suka nyanyi soundtrack iklan, yang suka tidur, dan masih banyak lagi. Punya teman sekelas itu artinya susah-seneng bareng. Atau susah bareng seneng sendiri-sendiri. Misalnya yang susah-seneng bareng itu kalau guru killer nggak masuk kelas, menang lomba pasti seneng bareng, tapi kalau udah dikasih tugas bertumpuk-tumpuk, walikelas marah, sekelas dapet ujian dari Tuhan YME untuk lebih berintropeksi lagi. Kalau yang susah bareng seneng sendiri-sendiri itu saat lagi ulangan. Susah bareng tapi nilai macem-macem. Yang nilai di atas KKM bersyukur, yang nilai di bawah KKM nyalahin temen. Bukan, itu bukan masalah nggak solid. Tapi itu masalah pencapaian ilmu yang didapat masing-masing individu.
Rindu akan datang jika saya mengingat para guru. Mulai dari pengajar yang menjalankan tugas atau kewajiban sebagai guru dengan benar, sampai yang menyimpang juga ada. Saya bersyukur di SMA ini mendapat banyak tipe-tipe guru yang beranekaragam teknik pengajarannya. Kehidupan belajar mengajarnya lebih berwarna artinya tidak monoton. Mulai dari guru yang tekstual, guru yang datang ke kelas cuma main handphone, guru yang ganteng, guru yang ngomongnya marah-marah, guru yang selalu memberi energi positif dan motivasi, guru yang pelit nilai, dan sebagainya. Saya senang mendengar dan melihat guru yang mengajarnya menggebu-gebu, bersemangat menuangkan ilmunya. Berharap apa yang ia tuangkan akan berguna di hari esok. Mengharapkan keberhasilan atas apa yang ia tuangkan. Dan saya, ingin meneladani sisi positif itu.
Rindu dengan jajanan belakang (kantin) itu pasti. Pusat penghidupan rakyat sekolah adalah kantin. Jajanan murahnya membantu mengganjal perut, menggantikan makanan mamah di rumah. Sayang sekali, saya jarang mencium harumnya masakan ibu kantin karena asap rokok tak bertanggung jawab dari siswa yang katakan saja "masih mencari jati diri" dikantin lebih dominan dibandingkan harumnya masakan. Kantin itu, pusatnya siswa laki-laki berkumpul yang anggap saja "nggak jelas". Dan ingat!!! Siswa perempuan sangat tidak menyukai jajan ke kantin kalau di kanti dipenuhi kaum adam. Entah kenapa, lucu sekali. Bahkan, ada teman perempuan saya menyebut keadaan kamtin jika banyak siswa laki-laki "lembah kematian". Makanan yang paling saya suka di kantin adalah cimol dan ayam yang sudah diblender dicampur tepung lalu dibentuk segitiga.

Teman-teman, kita memang akan mengepakkan sayap-sayap indah kita masing-masing, keluar dari sempitnya kepompong dan menjadi pribadi yang lebih mandiri dan sadar akan kerasnya hidup. Namun, jika kita sudah bisa terbang nanti, bukan berarti kita berpidah. Kita tetap keluarga yang bisa menjaga tali silaturrahmi. Saya suka dengan kutipan yang teman saya buat di salah satu sosial media. Kata-katanya seperti ini, "Saat ini, setiap detik terasa begitu berarti. Sebelum kita semua bertemu orang baru dan meninggalkan orang-orang yang mengisi hari-hari kita sebelumnya. Semoga sukses!!! Sampai bertemu kembali saat kita sudah bergelar sarjana." Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar