OLEH: ATIKAH
Kelulusan.
Hal yang paling saya dan teman-teman tunggu kedatangannya. Lepasnya seragam
putih-abu. Beradaptasi ke dunia luas yang nyata. Bertempur dengan
manusia-manusia lain yang ingin merebut kebahagiaan. Saya sudah kelas 3 SMA
saat ini. Mulai sibuk bimbel sana-sini. Mulai sulit membagi waktu untuk
bersenang-senang. Mulai fokus kepada kebahagiaan yang ingin dicapai di hari
esok.
Pastilah saya
akan rindu akan kenang-kenangan yang sudah saya ciptakan dimasa-masa SMA. Rindu
dengan teman-teman yang beranekaragam sifatnya, rindu dengan jajanan murah ala
anak sekolah, rindu dengan guru yang beranekaragam teknik pengajarannya, rindu
dengan kegiatan sakral di hari Senin, rindu memakai seragam sekolah, dan masih
banyak lagi.
Rindu akan
datang jika saya berpisah dengan kalian semua. Teman-teman dari kelas X sampai
kelas XII. Mulai dari yang suka jadi moodboster di kelas, yang dekil yang jorok
-tapi dia tetap teman saya, yang suaranya bikin anak-anak kelas ketawa mules
sampai nangis, yang garang, yang cintanya bertepuk sebelah tangan, yang selalu
galau, yang tingkahnya bukan kaya anak normal, yang suka nyanyi soundtrack
iklan, yang suka tidur, dan masih banyak lagi. Punya teman sekelas itu artinya
susah-seneng bareng. Atau susah bareng seneng sendiri-sendiri. Misalnya yang
susah-seneng bareng itu kalau guru killer nggak masuk kelas, menang lomba pasti
seneng bareng, tapi kalau udah dikasih tugas bertumpuk-tumpuk, walikelas marah,
sekelas dapet ujian dari Tuhan YME untuk lebih berintropeksi lagi. Kalau yang
susah bareng seneng sendiri-sendiri itu saat lagi ulangan. Susah bareng tapi
nilai macem-macem. Yang nilai di atas KKM bersyukur, yang nilai di bawah KKM
nyalahin temen. Bukan, itu bukan masalah nggak solid. Tapi itu masalah
pencapaian ilmu yang didapat masing-masing individu.
Rindu akan
datang jika saya mengingat para guru. Mulai dari pengajar yang menjalankan
tugas atau kewajiban sebagai guru dengan benar, sampai yang menyimpang juga
ada. Saya bersyukur di SMA ini mendapat banyak tipe-tipe guru yang beranekaragam
teknik pengajarannya. Kehidupan belajar mengajarnya lebih berwarna artinya
tidak monoton. Mulai dari guru yang tekstual, guru yang datang ke kelas cuma
main handphone, guru yang ganteng, guru yang ngomongnya marah-marah, guru yang
selalu memberi energi positif dan motivasi, guru yang pelit nilai, dan sebagainya.
Saya senang mendengar dan melihat guru yang mengajarnya menggebu-gebu, bersemangat
menuangkan ilmunya. Berharap apa yang ia tuangkan akan berguna di hari esok.
Mengharapkan keberhasilan atas apa yang ia tuangkan. Dan saya, ingin meneladani
sisi positif itu.
Rindu dengan
jajanan belakang (kantin) itu pasti. Pusat penghidupan rakyat sekolah adalah
kantin. Jajanan murahnya membantu mengganjal perut, menggantikan makanan mamah
di rumah. Sayang sekali, saya jarang mencium harumnya masakan ibu kantin karena
asap rokok tak bertanggung jawab dari siswa yang katakan saja "masih
mencari jati diri" dikantin lebih dominan dibandingkan harumnya masakan.
Kantin itu, pusatnya siswa laki-laki berkumpul yang anggap saja "nggak
jelas". Dan ingat!!! Siswa perempuan sangat tidak menyukai jajan ke kantin
kalau di kanti dipenuhi kaum adam. Entah kenapa, lucu sekali. Bahkan, ada teman
perempuan saya menyebut keadaan kamtin jika banyak siswa laki-laki "lembah
kematian". Makanan yang paling saya suka di kantin adalah cimol dan ayam
yang sudah diblender dicampur tepung lalu dibentuk segitiga.
Teman-teman,
kita memang akan mengepakkan sayap-sayap indah kita masing-masing, keluar dari
sempitnya kepompong dan menjadi pribadi yang lebih mandiri dan sadar akan kerasnya
hidup. Namun, jika kita sudah bisa terbang nanti, bukan berarti kita berpidah.
Kita tetap keluarga yang bisa menjaga tali silaturrahmi. Saya suka dengan
kutipan yang teman saya buat di salah satu sosial media. Kata-katanya seperti
ini, "Saat ini, setiap detik terasa begitu berarti. Sebelum kita semua
bertemu orang baru dan meninggalkan orang-orang yang mengisi hari-hari kita
sebelumnya. Semoga sukses!!! Sampai bertemu kembali saat kita sudah bergelar
sarjana." Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar