“Senin, bagi sebagian orang adalah hari yang dibenci. Hingga
ada istilah “I Hate Monday”. Nah,
ternyata ada beberapa alasan mengapa hari senin menjadi hari yang tidak
disukai.
Pertama, adanya perubahan pola tidur selama akhir pekan.
Karena libur, banyak orang memperbanyak tidur pada hari Sabtu-Minggu.
Alasannya, mengganti tidur yang berkurang karena lembur sepanjang hari kerja.
Faktanya, kekurangan tidur pada hari kerja tidak bisa dibayar
dengan tidur lama di akhir pekan. Mengambil jam tidur ekstra di akhir pekan
akan membuat tubuh lebih lelah. Cara ntuk menggantinya adalah tidur yang cukup
dalam beberapa malam ke depan.
Kedua, perasaan nyaman bersosialisadi selama akhir pekan.
Setelah hampir lima atau enam hari berada di lingkungan keja, akhir pekan
adalah waktu terindah buat bersosialisasi. Bergaul bersama tetangga, atau
berkumpul bersama keluarga. Lingkungan di rumah terasa lebih nyaman dan aman
ketimbang di kantor menimbulkan rasa enggan untuk kembali bekerja pada hari senin.
Ketiga, ada anggapan Senin sebagai hari terburuk. Walau semua
hari kerja umumnya sama-sama menegangkan, tetapi ketika ilmuwan meminta orang
untuk mengingat hari yang terburuk, mereka selalu mengatakan hari Senin.
Ini menngacu pada fakt bahwa ada pergeseran emosional yang
cukup besar di hari Minggu (akhir pekan) ke hari Senin (hari kerja). Jadi tidak
peduli apa pun itu, hari Senin akan selalu tampak seperti hari yang paling
buruk dalam seminggu.
Keempat, masalah kesehatan. Para ilmuwan telah menemukan, orang-orang
yang bahkan gemar berolahraga dan melakukan diet sehat akan mengalami sedikit
penurunan kesehatan di awal minggu, seperti tekanan darah yang lebih tinggi.
Bahkan, Senin juga menjadi hari yang paling umum untuk mederita serangan
jantung dan stroke.
Kelima, pekerjaan yang tidak disukai. Menurut sebuah studi,
70% orsng membenci atau tidak benar-benar menikmati pekerjaan mereka. Ini
meningkatkan terjadinya “Monday Blues”,
yaitu perasaan depresi dan kecemasan yang dimulai pada Minggu Malam, yang mengarah
pada hari Senin yang kurang produktif. (dhe: kompas.com)
Sumber: Majalah Ar-Risalah Edisi 184 halaman 71.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar