Filsafat
matematika bersifat koheren yang konsepsional. Secara
singkat, yang dimaksud dengan istilah koheren adalah runtut atau terurut. Jika orang bertanya apakah arti nuntut (consistent), maka untuk
menjawabnya dengan pertama-tama memberikan batasan terhadap kontra koheren.
Kebalikannya disebut tidak runtut (inconsistent)
atau bertentangan (contradictory).
Louis o. Kattsoff memberikan contoh dengan menyebutkan dua buah pernyataan
yaitu hujan turun (sebuah pernyataan) dan tidak benar bahwa hujan
turun adalah kontradiksinya. Setiap orang dapat engan jelas memahami
bahwa jika benar hujan turun,
maka ucapan tidak benar bahwa hujan turun, pasti kedua pernyataan tersebut tidak mungkin sama benarnya. Tentunya tidak selalu kedua
pertanyaan tersebut benar atau salah semua, tetapi jika pernyataan pertama benar
maka pernyataan kedua salah, sebaliknya jika pernyataan pertama salah
pernyataan kedua benar, prinsip seperti ini adalah prinsip kontradiksi.
Berdasarkan
penjelasan tersebut maka filsafat matematika merupa.kan pemikiran menyeluruh (reflektif) dan kompleks terhadap persoalan-persoalan mengenai
sesuatu hal yang berkaitan dengan landasan dan dasar dari pengetahuan
matematika serta hubungan matematika di segala bidang kehidupan manusia baik secara epistemologi, ontologi, metodologi
maupun aspek etis dan estetika pengetahuan matematika.
Landasan tersebut mencakup beberapa konsep dasar, anggapan
yang mendasar, asas permulaan, struktur
teoritis, dan ukuran kebenaran serta
eksistensi dan cakupan pengetahuan matematis.
Sehingga
salah satu sasaran pertama yang ditelaah dalam filsafat matematika ialah
konsepsi tentang angka dan bilangan, abstraksi dan simbolik.
SUMBER: Haryono, Didi. 2014. Filsafat Matematika. Bandung: Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar