Senin, 05 Desember 2016

Bagaimana Relasi Filsafat dan Matematika?



Banyak orang berpendapat bahwa filsafat dan matematika tidak memiliki hubungan sama sekali. Namun, jika kita mengkajinya maka kita akan menemukan hubungan keduanya seperti yang diungkapkan oleh The Lieng Gie (1999) bahwa filsafat dan matematika merupakan dua bidang pengetahuan rasional yang memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak diragukan lagi (saling berkaitan). Betapa kelirunya pendapat yang menyatakan bahwa filsafat dan matematika tidak memiliki hubungan. Pada hal, telah diketahui bahwa filsafat dan geometri (salah satu cabang matematika) sesungguhnya lahir pada masa yang sama, dari bapak yang sama dan dari pikiran orang yang sama bernama Thales.

Seorang ilmuwan dewasa ini Wesley Salmon yang menulis buku Space, Time, and Motion: A Philosophical Introduction atau sebuah pengantar filsafat tentang ruang waktu, dan gerak yang memberikan berkomentar/ penilaian tentang filsafat dan geometri dinyatakan sebagai the twin sisters (saudari kembar).  Matematika dan filsafat memiliki hubungan yang cukup erat, dibandingkan dengan ilmu-ilmu lainnya. Alasannya, filsafat merupakan pangkal untuk mempelajari ilmu matematika adalah ibu dari segala ilmu.  Ada juga yang beranggapan bahwa filsafat dan matematika adalah ibu dari segala ilmu yang ada. 

Hubungan lainnya dari matematika dan filsafat karena keduanya bersifat apriori dan tidak eksperimentalis. Hasil dari filsafat dan matematika tidak memerlukan bukti secara fisik melainkan hanya abstraksi dari sifat benda dan proses analisisnya. Sehingga, menurut The Liang Gie menyebutkan bahwa sangat keliru jika dikatakan bahwa filsafat merupakan ayah atau ibu dan matematika. Matematika tidak pernah lahir dari filsafat, melainkan keduanya berkembang bersama-sama dengan saling memberikan persoalan-persoalan sebagai bahan masukan dan umpan balik.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa pro dan kontranya pendapatnya para ilmuwan tentang filsafat dan matematika tergantung dari sudut pandang mana yang mereka kaji. Tetapi yang pastinya penulis mencoba secara objektif untuk melihat kebenaran secara historis sebagaimana perkembangannya yang telah dicatat dalam sejarah peradaban manusia khususnya yang dipelopori oleh filosof-filosof yang tidak asing lagi dikenal di kalangan peneliti filsafat dan matematika.



SUMBER: Haryono, Didi. 2014. Filsafat Matematika. Bandung: Alfabeta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar