Sabtu, 08 Oktober 2016

Dasar-dasar Ilmu Filsafat (Bagian 2)



Melanjutkan pembahasan sebelumnya, yaitu tentang dasar-dasar ilmu filsafat. Pembahasan kedua ini adalah tentang ilmu Epistemologis. Berikut adalah penjelasannya.
2. Ilmu Epistemologis
Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dan dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Menurut Bacon (dalam Bakhtiar, 2010: 150), pengetahuan tidak akan mengalami perkembangan dan tidak akan bermakna kecuali ia mempunyai kekuatan yang dapat membantu manusia meraih kehidupan yang lebih baik. Sementara bagi Decrates (1596-1650 M), persoalan dasar dalam filsafat pengetahuan bukan bagaimana kita tahu, tetapi mengapa kita dapat membuat kekeliruan? Salah satu cara untuk menentukan sesuatu yang pasti dan tidak dapat diragukan ialah dengan melihat seberapa jauh hal itu bisa diragukan.
Pengetahuan yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indera, dan lain-lain mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan, diantaranya adalah:
  1. Metode Induktif
Dalam induksi, setelah diperoleh pengetahuan, maka akan dipergunakan hal-hal lain, seperti ilmu mengerjakan kita bahwa kalau logan dipanasi, ia mengembang, bertolah dari teori ini kita akan tahu bahwa logam lain yanh kalau dipanasi juga akan mengembang. Dari contoh di atas bisa diketahui bahwa induksi tersebut memberikan suatu pengetahuan yang disevut juga dengan pengetahuan sintetik.
  1. Metode Deduktif
Deduksi ialah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik diolah lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang rumit. Hal-hal yang harus ada dalam metode ini adalah adanya perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri.
Popper tidak pernah menganggap bahwa berkat kesimpulan-kesimpulab yang telah diverifikasikan, teori-teori dapat dikukuhkan sebagai benar atau bahkan hanya mungkin benar, contoh: jika penawaran besar, maka harga akan turun. Karena penawaran beras besar, maka harga beras turun.
  1. Metode Positivisme
Metode ini dikeluarkan oleh August Comte (1798-1857 M). Metode ini berpangkal pada apa yang diketahui, yang faktual, yang positif. Ia mengenyampingkan persoalan di luar yang ada sebagai fakta. Oleh karena itu, ia menolak metafisika.
Menurut Comte, perkembangkan pemikiran manusia berlangsung dalam tiga tahap yaitu; teologis (yakin bahwa dibalik suatu tersirat pernyataan kehendak khusus), metafisis, dan positif.
  1. Metode Kontemplatif
Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera akal manusia untuk memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda-beda harusnya dikembangkan dalam suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi.
  1. Metode Dialektis
Dalam filsafat, dialektika mula-mula berarti  metode tanya-jawab untuk mencapai kejernihan filsafat. Metode ini diajarkan oleh Socrates. Namun, Plato juga mengartikannya diskusi logika. Kini, dialektika berarti tahap logika, yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode-metode penuturan, juga analisis sistematik untuk memcapai apa yang terkandung dalam pandangan.
Nah, itulah sedikit penjalasan yang saya paparkan dari buku bacaan. Semoga bermanfaat untuk penulis dan pembacanya ya^^. Untuk penjelasan dasar ilmu filsafat yang terakhir yaitu ilmu aksiologis, akan saya lanjutkan pada posting-an selanjutnya^^

Sumber:
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar