Melanjutkan
pembahasan sebelumnya, yaitu tentang dasar-dasar ilmu filsafat. Pembahasan
kedua ini adalah tentang ilmu Epistemologis. Berikut adalah penjelasannya.
2.
Ilmu Epistemologis
Epistemologi
atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan
lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dan dasar-dasarnya serta
pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Menurut Bacon
(dalam Bakhtiar, 2010: 150), pengetahuan tidak akan mengalami perkembangan dan
tidak akan bermakna kecuali ia mempunyai kekuatan yang dapat membantu manusia
meraih kehidupan yang lebih baik. Sementara bagi Decrates (1596-1650 M),
persoalan dasar dalam filsafat pengetahuan bukan bagaimana kita tahu, tetapi
mengapa kita dapat membuat kekeliruan? Salah satu cara untuk menentukan sesuatu
yang pasti dan tidak dapat diragukan ialah dengan melihat seberapa jauh hal itu
bisa diragukan.
Pengetahuan
yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indera, dan lain-lain mempunyai metode
tersendiri dalam teori pengetahuan, diantaranya adalah:
- Metode Induktif
Dalam induksi, setelah diperoleh pengetahuan, maka
akan dipergunakan hal-hal lain, seperti ilmu mengerjakan kita bahwa kalau logan
dipanasi, ia mengembang, bertolah dari teori ini kita akan tahu bahwa logam
lain yanh kalau dipanasi juga akan mengembang. Dari contoh di atas bisa
diketahui bahwa induksi tersebut memberikan suatu pengetahuan yang disevut juga
dengan pengetahuan sintetik.
- Metode Deduktif
Deduksi ialah suatu metode yang
menyimpulkan bahwa data-data empirik diolah lebih lanjut dalam suatu sistem
pernyataan yang rumit. Hal-hal yang harus ada dalam metode ini adalah adanya
perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri.
Popper
tidak pernah menganggap bahwa berkat kesimpulan-kesimpulab yang telah
diverifikasikan, teori-teori dapat dikukuhkan sebagai benar atau bahkan hanya mungkin
benar, contoh: jika penawaran besar, maka harga akan turun. Karena penawaran beras
besar, maka harga beras turun.
- Metode Positivisme
Metode ini dikeluarkan oleh August Comte (1798-1857 M). Metode ini berpangkal pada apa yang
diketahui, yang faktual, yang positif. Ia mengenyampingkan persoalan di luar yang
ada sebagai fakta. Oleh karena itu, ia menolak metafisika.
Menurut Comte, perkembangkan pemikiran manusia
berlangsung dalam tiga tahap yaitu; teologis (yakin bahwa dibalik suatu tersirat
pernyataan kehendak khusus), metafisis, dan positif.
- Metode Kontemplatif
Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera
akal manusia untuk memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan pun
akan berbeda-beda harusnya dikembangkan dalam suatu kemampuan akal yang disebut
dengan intuisi.
- Metode Dialektis
Dalam filsafat, dialektika mula-mula berarti metode tanya-jawab untuk mencapai kejernihan
filsafat. Metode ini diajarkan oleh Socrates. Namun, Plato juga
mengartikannya diskusi logika. Kini, dialektika berarti tahap logika, yang
mengajarkan kaidah-kaidah dan metode-metode penuturan, juga analisis sistematik
untuk memcapai apa yang terkandung dalam pandangan.
Nah, itulah sedikit
penjalasan yang saya paparkan dari buku bacaan. Semoga bermanfaat untuk penulis
dan pembacanya ya^^. Untuk penjelasan dasar ilmu filsafat yang terakhir yaitu
ilmu aksiologis, akan saya lanjutkan pada posting-an selanjutnya^^
Sumber:
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar