Mahasiswa
adalah seseorang yang sedang belajar di sebuah perguruan tinggi baik negeri
maupun swasta. Masyarakat mendeskripsikan mahasiswa sebagai sekumpulan orang yang
suka berdemonstrasi di jalanan, di depan gedung wakil rakyat, yang meminta
perubahan atau reshuffle, dan juga yang berfikir kritis. Implementasi secara
sederhana, artinya pelaksanaan atau penerapan. Saya akan membahas "Implementasi
Mahasiswa Terhadap Nilai-nilai Pancasila".
Pancasila
adalah dasar negara Indonesia. Ini artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi penyelenggaraan bernegara. Lalu, apa
saja nilai-nilai Pancasila tersebut? Terdapat lima nilai Pancasila. Satu; nilai
Ketuhanan, dua; nilai Kemanusiaan, tiga; nilai Persatuan, empat; nilai Kerakyatan,
lima; nilai Keadilan. Nilai tersebut di ambil sesuai sila-sila pada Pancasila.
Sila
pertama, "Ketuhanan yang Maha Esa". Sila ini menyorot pada nilai Ketuhanan.
Implementasi mahasiswa terhadap nilai Ketuhanan yang pertama tentu mempercayai
adanya Tuhan. Tanpa Tuhan, manusia tidak memiliki tujuan hidup dan tidak mempunyai
aturan hidup sehingga dapat menimbulkan tindakan sewenang-wenang. Nilai Ketuhanan
sudah kita dapatkan sejak kecil. Hal ini bisa kita dapatkan ketika kita melihat
orang tua beribadah atau memberi pengetahuan tentang Agama kepada kita melalui
hal-hal kecil seperti membaca do'a sebelum beraktifitas. Sebagai mahasiswa, kita
harus mengembangkan pengetahuan Agama, mulai melaksanakan kewajiban sebagai
orang yang beragama, dan sebagainya. Mengapa nilai Ketuhanan berkaitan dengan
agama? Karena agama merupakan paham yang mengajarkan kebenaran dan maksud
isinya adalah mengarah kepada kebaikan. Agamalah yang mengikatkan diri kita
kepada Tuhan. Dengan beragama, berarti kita mempunyai Tuhan. Di Indonesia sendiri
terdapat lima agama yang di perbolehkan untuk dianut atau di ikuti. Sebagai
seorang mahasiswa khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya, kita harus hidup
rukun dengan perberdaan paham ini. Sikap toleransi sangat di anjurkan agar terciptanya
masyarakat yang tenteram dan damai. Dan juga, kita tidak bisa memaksakan satu
agama terhadap seseorang.
Sila
kedua, "Kemanusiaan yang adil dan beradab". Sila ini menyorot nilai
Kemanusiaan. Pada dasarnya, semua manusia itu sama. Sebagai mahasiswa kita harus
berprinsip bahwa hakikat manusia itu sama dan tidak adanya perbedaan derajat maupun
martabat. Karena persamaan inilah menuntut kita untuk saling menyayangi dan menghargai.
Prinsip menyayangi yaitu dengan memberi rasa iba ketika terjadi sesuatu masalah
atau bencana. Rasa iba biasanya berkaitan dengan jiwa sosial. Dengan jiwa-jiwa
sosialnya, suatu organisasi mahasiswa biasanya menggalang dana atau terjun
langsung ke masyarakat guna terciptanya hubungan timbal balik antara mahasiswa
dan masyarakat. Contoh terjun langsung bisa di implementasikan dengan membangun
sebuah sanggar belajar untuk anak-anak yang tidak berkecukupan bidang ekonomi
dengan mahasiswa sebagai tenaga ajar (tidak peduli jurusan dan fakultas) atau
terjun langsung ke tempat yang terkena bencana. Sebagai mahasiswa, kita harus
bisa saling menghargai satu sama lain. Nilai Kemanusiaan juga terpampang di
Tridharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian kepada Masyarakat. Biasanya, di ujung
perkuliahan ada KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa) atau PPLK (Praktek Pengalaman
Lapangan Kependidikan) ini termasuk untuk mewujudkan nilai Kemanusiaan melalui
Tridharma Perguruan Tinggi. Biasanya juga, melalui KKM atau PPLK ini mahasiswa
mendapatkan rasa kemanusiaan yang kuat tanpa ia sadari.
Sila
ketiga, "Persatuan Indonesia". Sila ini menyorot pada nilai Persatuan.
Persatuan adalah suatu hal yang penting untuk mewujudkan gambaran negara yang
kokoh. Persatuan berarti utuh, satu, tidak bercerai berai. Untuk mewujudkan
nilai Persatuan kita di wajibkan untuk tidak membeda-bedakan baik suku, ras,
warna kulit, bahasa, budaya, dan sebagainya. Artinya, kita harus bisa menghargai
orang lain. Dalam suatu Universitas, biasanya kita memiliki karakteristik dan
pembawaan orang yang berbeda-beda. Misalnya, ada si A dengan karakteristik kulit
hitam dan membawakan bahasa daerah yang berbeda, kita sebagai mahasiswa harus welcome
kepada orang tersebut. Karena kita satu Indonesia. Indonesia memiliki
banyak budaya sehingga kita di anjurkan untuk menghargai perbedaan budaya
tersebut. Sebagai mahasiswa, kita harus menyadari rasa persatuan adalah
kepentingan untuk kita sebagai masyarakat Indonesia agar terciptanya kekuatan kepada
negara kita.
Sila
keempat, "Kerakyatan yang di Pimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan". Sila ini menyorot pada nilai Kerakyatan.
Implementasi mahasiswa pada nilai Kerakyatan, banyak di terapkan ketika kita
bermusyawarah. Musyawarah adalah kegiatan untuk menyelesaikan suatu permasalahan
dengan tujuan untuk mendapatkan solusi dan di jalani oleh dua orang atau lebih.
Dalam menjalankan kegiatan musyawarah, kita di tuntut untuk menghargai pendapat
orang lain, tidak boleh bersifat egois dan mampu memikirkan kepentingan orang banyak.
Tidak memaksakan kehendak dengan tujuan mencapai kepuasan pribadi Sehingga
menimbulkan hasil yang bermanfaat bagi kepentingan umum dan bukan kepentingan
atau kepuasan pribadi. Sebagai mahasiswa, kita juga harus bersikap demokratis. Organisasi
pada suatu universitas adalah pembantu agar terwujudnya demokrasi. Dan jika
kita hanya menonton jalannya suatu organisasi, kita harus ikut berpartisipasi
pada saat pemilihan ketua BEM atau ketua HIMA. Sikap demokratis juga bisa di
tunjukkan dengan memberikan kritik kepada pemerintah dengan menawarkan solusinya
(demonstrasi).
Sila
kelima, "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Sila ini
menyorot pada nilai Keadilan. Definisi adil adalah menaruh sesuatu sesuai pada
tempatnya. Contoh: kebutuhan sehari-hari untuk sekolah adik dan kakak adalah
berbeda. Sehingga, sebagai orang tua harus mampu memberi rasa adil agar semua
kebutuhan baik adik maupun kakak tercukupi. Implementasi sebagai mahasiswa
adalah mampu berbuat adil baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Adil untuk
diri sendiri yaitu dengan tidak mendzalimi diri sendiri yaitu dengan menjaga
kesehatan dan kebersihan tubuh. Adil untuk orang lain yaitu bersikap nondiskriminatif.
Kita juga harus menegakkan kebenaran. Banyak kasus yang menggambarkan betapa
banyak ketidakadilan yang di terima oleh masyarakat di negeri ini. Terutama
dalam kasus Hukum. Keadilan di bidang Hukum diibaratkan pisau. Yaitu tajam ke bawah
dan tumpul ke atas. Sebagai mahasiswa, kita harus berprinsip bahwa keadilan
adalah keinginan yang semua orang ingin dapatkan. Tidak peduli ia kaya atau miskin,
berkuasa atau tidak berkuasa, dan sebagainya. Mewujudkan nilai Keadilan juga
bisa diimplementasikan dengan sikap tanggung jawab atas apa yang telah ia
lakukan. Misalnya bertanggung jawab untuk mengerjakan tugas perkuliahan agar
bisa mendapatkan hasil yang baik saat berkuliah dan bisa membahagiakan kedua orang
tua.
Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia merupakan hal yang penting. Sehingga, jika Pancasila
atau nilai Pancasilanya di abaikan dalam suatu penyelenggaraan bernegara, maka
negara ini akan kacau balau. Akan terjadi konflik dimana-mana. Sebagai mahasiswa,
kita harus mencegah kekacauan tersebut dengan mempertahankan nilai-nilai
Pancasila melalui pelaksanaan. Saya berharap, mahasiswa masih peduli akan implementasi
nilai-nilai Pancasila di mulai dari hal-hal sederhana dan selanjutnya saya serahkan
kepada si Mahasiswa. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar