Kamis, 24 November 2016

Bagaimana Implementasi Mahasiswa terhadap Nilai-nilai Pancasila?

oleh : Atikah

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang belajar di sebuah perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Masyarakat mendeskripsikan mahasiswa sebagai sekumpulan orang yang suka berdemonstrasi di jalanan, di depan gedung wakil rakyat, yang meminta perubahan atau reshuffle, dan juga yang berfikir kritis. Implementasi secara sederhana, artinya pelaksanaan atau penerapan. Saya akan membahas "Implementasi Mahasiswa Terhadap Nilai-nilai Pancasila".
Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Ini artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi penyelenggaraan bernegara. Lalu, apa saja nilai-nilai Pancasila tersebut? Terdapat lima nilai Pancasila. Satu; nilai Ketuhanan, dua; nilai Kemanusiaan, tiga; nilai Persatuan, empat; nilai Kerakyatan, lima; nilai Keadilan. Nilai tersebut di ambil sesuai sila-sila pada Pancasila.
Sila pertama, "Ketuhanan yang Maha Esa". Sila ini menyorot pada nilai Ketuhanan. Implementasi mahasiswa terhadap nilai Ketuhanan yang pertama tentu mempercayai adanya Tuhan. Tanpa Tuhan, manusia tidak memiliki tujuan hidup dan tidak mempunyai aturan hidup sehingga dapat menimbulkan tindakan sewenang-wenang. Nilai Ketuhanan sudah kita dapatkan sejak kecil. Hal ini bisa kita dapatkan ketika kita melihat orang tua beribadah atau memberi pengetahuan tentang Agama kepada kita melalui hal-hal kecil seperti membaca do'a sebelum beraktifitas. Sebagai mahasiswa, kita harus mengembangkan pengetahuan Agama, mulai melaksanakan kewajiban sebagai orang yang beragama, dan sebagainya. Mengapa nilai Ketuhanan berkaitan dengan agama? Karena agama merupakan paham yang mengajarkan kebenaran dan maksud isinya adalah mengarah kepada kebaikan. Agamalah yang mengikatkan diri kita kepada Tuhan. Dengan beragama, berarti kita mempunyai Tuhan. Di Indonesia sendiri terdapat lima agama yang di perbolehkan untuk dianut atau di ikuti. Sebagai seorang mahasiswa khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya, kita harus hidup rukun dengan perberdaan paham ini. Sikap toleransi sangat di anjurkan agar terciptanya masyarakat yang tenteram dan damai. Dan juga, kita tidak bisa memaksakan satu agama terhadap seseorang.
Sila kedua, "Kemanusiaan yang adil dan beradab". Sila ini menyorot nilai Kemanusiaan. Pada dasarnya, semua manusia itu sama. Sebagai mahasiswa kita harus berprinsip bahwa hakikat manusia itu sama dan tidak adanya perbedaan derajat maupun martabat. Karena persamaan inilah menuntut kita untuk saling menyayangi dan menghargai. Prinsip menyayangi yaitu dengan memberi rasa iba ketika terjadi sesuatu masalah atau bencana. Rasa iba biasanya berkaitan dengan jiwa sosial. Dengan jiwa-jiwa sosialnya, suatu organisasi mahasiswa biasanya menggalang dana atau terjun langsung ke masyarakat guna terciptanya hubungan timbal balik antara mahasiswa dan masyarakat. Contoh terjun langsung bisa di implementasikan dengan membangun sebuah sanggar belajar untuk anak-anak yang tidak berkecukupan bidang ekonomi dengan mahasiswa sebagai tenaga ajar (tidak peduli jurusan dan fakultas) atau terjun langsung ke tempat yang terkena bencana. Sebagai mahasiswa, kita harus bisa saling menghargai satu sama lain. Nilai Kemanusiaan juga terpampang di Tridharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian kepada Masyarakat. Biasanya, di ujung perkuliahan ada KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa) atau PPLK (Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan) ini termasuk untuk mewujudkan nilai Kemanusiaan melalui Tridharma Perguruan Tinggi. Biasanya juga, melalui KKM atau PPLK ini mahasiswa mendapatkan rasa kemanusiaan yang kuat tanpa ia sadari.
Sila ketiga, "Persatuan Indonesia". Sila ini menyorot pada nilai Persatuan. Persatuan adalah suatu hal yang penting untuk mewujudkan gambaran negara yang kokoh. Persatuan berarti utuh, satu, tidak bercerai berai. Untuk mewujudkan nilai Persatuan kita di wajibkan untuk tidak membeda-bedakan baik suku, ras, warna kulit, bahasa, budaya, dan sebagainya. Artinya, kita harus bisa menghargai orang lain. Dalam suatu Universitas, biasanya kita memiliki karakteristik dan pembawaan orang yang berbeda-beda. Misalnya, ada si A dengan karakteristik kulit hitam dan membawakan bahasa daerah yang berbeda, kita sebagai mahasiswa harus welcome kepada orang tersebut. Karena kita satu Indonesia. Indonesia memiliki banyak budaya sehingga kita di anjurkan untuk menghargai perbedaan budaya tersebut. Sebagai mahasiswa, kita harus menyadari rasa persatuan adalah kepentingan untuk kita sebagai masyarakat Indonesia agar terciptanya kekuatan kepada negara kita.
Sila keempat, "Kerakyatan yang di Pimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan". Sila ini menyorot pada nilai Kerakyatan. Implementasi mahasiswa pada nilai Kerakyatan, banyak di terapkan ketika kita bermusyawarah. Musyawarah adalah kegiatan untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan tujuan untuk mendapatkan solusi dan di jalani oleh dua orang atau lebih. Dalam menjalankan kegiatan musyawarah, kita di tuntut untuk menghargai pendapat orang lain, tidak boleh bersifat egois dan mampu memikirkan kepentingan orang banyak. Tidak memaksakan kehendak dengan tujuan mencapai kepuasan pribadi Sehingga menimbulkan hasil yang bermanfaat bagi kepentingan umum dan bukan kepentingan atau kepuasan pribadi. Sebagai mahasiswa, kita juga harus bersikap demokratis. Organisasi pada suatu universitas adalah pembantu agar terwujudnya demokrasi. Dan jika kita hanya menonton jalannya suatu organisasi, kita harus ikut berpartisipasi pada saat pemilihan ketua BEM atau ketua HIMA. Sikap demokratis juga bisa di tunjukkan dengan memberikan kritik kepada pemerintah dengan menawarkan solusinya (demonstrasi).
Sila kelima, "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Sila ini menyorot pada nilai Keadilan. Definisi adil adalah menaruh sesuatu sesuai pada tempatnya. Contoh: kebutuhan sehari-hari untuk sekolah adik dan kakak adalah berbeda. Sehingga, sebagai orang tua harus mampu memberi rasa adil agar semua kebutuhan baik adik maupun kakak tercukupi. Implementasi sebagai mahasiswa adalah mampu berbuat adil baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Adil untuk diri sendiri yaitu dengan tidak mendzalimi diri sendiri yaitu dengan menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh. Adil untuk orang lain yaitu bersikap nondiskriminatif. Kita juga harus menegakkan kebenaran. Banyak kasus yang menggambarkan betapa banyak ketidakadilan yang di terima oleh masyarakat di negeri ini. Terutama dalam kasus Hukum. Keadilan di bidang Hukum diibaratkan pisau. Yaitu tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Sebagai mahasiswa, kita harus berprinsip bahwa keadilan adalah keinginan yang semua orang ingin dapatkan. Tidak peduli ia kaya atau miskin, berkuasa atau tidak berkuasa, dan sebagainya. Mewujudkan nilai Keadilan juga bisa diimplementasikan dengan sikap tanggung jawab atas apa yang telah ia lakukan. Misalnya bertanggung jawab untuk mengerjakan tugas perkuliahan agar bisa mendapatkan hasil yang baik saat berkuliah dan bisa membahagiakan kedua orang tua.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merupakan hal yang penting. Sehingga, jika Pancasila atau nilai Pancasilanya di abaikan dalam suatu penyelenggaraan bernegara, maka negara ini akan kacau balau. Akan terjadi konflik dimana-mana. Sebagai mahasiswa, kita harus mencegah kekacauan tersebut dengan mempertahankan nilai-nilai Pancasila melalui pelaksanaan. Saya berharap, mahasiswa masih peduli akan implementasi nilai-nilai Pancasila di mulai dari hal-hal sederhana dan selanjutnya saya serahkan kepada si Mahasiswa. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar