Saat ini, sistem pendidikan
hanya mendewakan intelektual. Dampaknya, saat ini para pelajar mengalami krisis
moral. Seperti yang dikatakan pendiri Emotional,
Spiritual, and Quotient (ESQ) Leadership Center, Ary Ginanjar bahwa Narkotika
dan kekerasan anak bangsa dikarenakan pendidikan yang tidak seimbang antara
tiga kecerdasan manusia yakni intelektual, emosi, dan spiritual.
Secara umum, pengertian IQ, EQ,
dan SQ adalah sebagai berikut:
IQ (Intelligence Quotient) adalah kemampuan nalar manusia, yaitu kemampuan
untuk menganalisis, menentukan, memahami, menentukan sebab-akibat, berfikir abstrak,
berbahasa, memvisualisasikan sesuatu. IQ ini pada mulanya dipandang sebagai penentu
keberhasilan seorang. Namun pada perkembangan IQ tidak lagi digunakan sebagai acuan
paling dasar untuk menentukan keberhasilan manusia karena kecerdasan seseorang tidak
dapat dilihat hanya dari kecerdasan otaknya saja.
EQ (Emosional Quotient) adalah pengetahuan mengenai diri sendiri, kesadaran
diri, kepekaan sosial, empati dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Penggabungan pemikiran otak kiri (IQ) dan perasaan otak kanan (EQ) akan membuat
keseimbangan di dalam diri manusia dengan baik. Dalam jangka panjang, kecerdasan
emosional ini akan menjadi penentu keberhasilan individu, relasi dan dalam kepemimpinan
dibanding dengan kecerdasan intelektual (nalar IQ). Namun, akan lebih baik jika
manusia seimbang IQ dan EQ nya.
SQ (Spiritual Quotient) adalah pusat dari kecerdasan IQ dan EQ, dimana SQ
ini yang akan mengarahkan kecerdasan yang lain. Jika SQ kita tinggi, tentu kecerdasan
IQ dan EQ kita akan terarah kedalam kebaikan dan membawa manfaat kepada orang lain.
Dan jika sebaiknya SQ kita rendah pengetahuan kita akan membawa dampak buruk pada
orang lain. Sebagai contoh ada teman kita yang nilai rata-ratanya selalu bagus,
tingat emosionalnya selalu bisa diatur dengan baik tetapi SQ dia rendah, maka mungkin
saja kecerdasan yang dia miliki tidak akan membawa dampak baik pada orang lain.
Bisa dikatakan akan merugikan, yang paling ekstrem kecerdasannya digunakan untuk
mencuri dan membobol bank, dll.
IQ, EQ, dan SQ adalah 3 buah gabungan
yang tidak bisa dipisahkan. Dalam hidup manusia, kecerdasan intelektual tidak akan
sempurna tanpa kecerdasan emsional, dan tidak akan sempurna jika tidak dibarengi
dengan kecerdasan spiritual. Seimbangnya IQ, EQ, dan SQ akan membuat jiwa kita menjadi
lebih seimbang dalam menjalani hidup.
Menurut saya, adanya
"mendewakan" intelektual di awali dari tuntutan keluarga terutama orang
tua untuk memajukan kecerdasan intelektual kepada si anak. Orangtua hanya
menyuruh anak-anaknya untuk belajar, belajar, dan belajar. Dan itu menjadi penyebab ketidakseimbangan
kecerdasan. Dan juga, nilai di sekolah sangat "didewakan" di sekolah.
Banyak anak-anak nekat berbuat curang (mencontek) demi kepuasan sementara yaitu
mendapatkan hasil ujian yang baik dan dapat membanggakan orangtua. Di manakah
kecerdasan spiritual Anda? Padahal Anda tahu bahwa dalam agama, terutama Anda
yang beragama Islam berbuat curang adalah hal yang dilarang. Jadi, apa penyebab
ketidakseimbangan kecerdasan yang mengakibatkan krisis moral dikalangan
pelajar? Penyebabnya adalah keinginan kuat untuk mendapatkan nilai yang bagus
tanpa peduli cara mendapatkan nilai tersebut (intelektual).
Solusi:
Menurut saya, solusi untuk
permasalahan ini adalah dengan memberikan bimbingan atau motivasi dan tuntutan
yang seimbang untuk membantu menumbukembangkan tiga kecerdasan si anak dari keluarga
maupun guru. Orangtua maupun guru tidak hanya membimbing anaknya untuk belajar,
belajar, dan belajar guna menumbuhkembangkan kecerdasan intelektual saja, tetapi
juga membimbing untuk menjalankan ibadah, berbuat baik, dan menjauhi sikap
buruk seperti berbohong, mencontek, dan kegiatan keagamaan lainnya untuk
menumbuhkembangkan kecerdasan spiritual, dan juga harus mampu membimbing si
anak untuk bersabar, menahan amarah, pemaaf, dan sebagainya untuk menumbuhkembangkan
kecerdasan emosional. Saya minta untuk orang tua maupun guru atau calon guru untuk
mengurangi tuntutan nilai mata pelajaran A, B, atau C harus bagus. Tanamkan
pada diri Anda (orang tua maupun guru atau calon guru) bahwa seseorang disebut
cerdas tidak hanya dengan penggunaan otak kirinya yang baik. Otak manusia itu
memiliki beberapa bagian yang isinya adalah memberikan banyak kecerdasan. Manfaatkan
dengan sebaik-baiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar