Perbedaan pendekatan
ilmiah dan filsafiah bukan hanya pada obyek kajiannya, tetapi juga pada asumsi
yang digunakan. Pendekatan ilmiah selalu didasarkan pada satu atau beberapa
asumsi dasar (basic assumption), sedangkan filsafat mendekati masalahnya dengan
jalan menguji asumsi dasarnya. Pengujian asumsi dasar inilah yang disebut
kritis radikal. Baik ilmu maupun filsafat memikirkan persoalannya secara
kritis, tyetapi hanya filsafat yang memikirkan persoalannya secara radikal.
Sebagai ilustrasi dapat dideskripsikan sebagai berikut: Ilmu alam menemukan
teori gravitasi. Teori ini mengatakan bahwa setiap benda yang dijatuhkan dari
atas, akan jatuh ke bawah, karena ada gaya tarik bumi.
Pemikiran filsafat, bukan
menolak apa yang ditemukan oleh ilmu, sebab teori sesuai dengan hukum alam.
Filsafat menerima temuan kebenaran pengetahuan ilmu, namun filsafat tidak
berhenti sampai di situ. Ia mempertanyakan apa hake- kat benda, apa hakekat
bumi, dan apa hakekat gaya tarik bumi. Sebab, ternyata ada batas yang menjadi
wilayah gaya tarik bumi. Pada jarak dan batas atmosfir tertentu, benda tidak
bisa jatuh ke bumi. Namun temuan ini merupakan revolusi dalam bidang ilmu,
sehingga banyak teori-teori fisika yang berkiblat pada teori ini.
Pendekatan filsafi yang
sifatnya kritis radikal sangat dibutuhkan oleh teori dan praktek pendidikan.
Pendekatan ini penting karena sistem pendidikan yang kuat perlu diuji bukan
hanya hukum-hukum atau teori-teori yang akan diterapkan dalam proses pendidikan
itu, melainkan terutama asumsi dasar yang menjadi landasan dari hukum atau
teori pendidikan itu. Jika hukum maupun asumsi dasar itu telah diuji secara
teliti, maka dapat diharapkan kita telah mempunyai konsepsi pendidikan yang
baik. Walaupun demikian, konsepsi pendidikan yang baik atau benar secara logika
dan norma, belum tentu dapat menjamin terlaksananya praktek pendidikan yang
baik pula. Konsepsi pendidikan yang baik dan benar menuntut para pelaksana
pendidikan yang cakap, terampil, dan mempunyai sikap profesional menjadi
guru/pendidik.
Berdasarkan tiga
pendekatan filsafat terhadap pendidikan, maka filsafat pendidikan memegang
peranan penting baik untuk membina perkembangan ilmu pendidikan maupun untuk
praktek pendidikan. Demikian pula, filsafat pendidikan merupakan titik sentral
daripada keseluruhan proses pendidikan, dan filsafat pendidikan merupakan awal
dan akhir dari perenungan dan penelitian pendidikan, yaitu bahwa semua
persoalan dankeraguan tentang pendidikan dapat dicari prinsip-prinsip
penyelesaiannya pada filsafat pendidikan.
Dengan peranan filsafat
pendidikan yang amat penting itu, dan dengan pendirian bahwa filsafat berperan
sebagai disiplin sentral dalam keseluruhan proses pendidikan itu, maka perlu
mendiskusikan bagaimana pendekatan filsafat terhadap beberapa pokok masalah
filsafi yang penting. Berikut ini kita akan mencoba mende- kati masalah-masalah
pendidikan yang berkaitan dengan masalah filsafi, yaitu tentang hidup, manusia,
dan masalah tubuh jiwa.
SUMBER : Suyitno, Y. 2009. Landasan Filosofis Pendidikan. [Tersedia
Online: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEDAGOGIK/195009081981011-Y._SUYITNO/LANDASAN_FILOSOFIS_PENDIDIKAN_DASAR.pdf
, diakses pada tanggal 28 November 2016 pukul 12.47 WIB]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar