Minggu, 27 November 2016

Pendekatan Filsafat Pendidikan: Pendekatan Kritis Radikal

Perbedaan pendekatan ilmiah dan filsafiah bukan hanya pada obyek kajiannya, tetapi juga pada asumsi yang digunakan. Pendekatan ilmiah selalu didasarkan pada satu atau beberapa asumsi dasar (basic assumption), sedangkan filsafat mendekati masalahnya dengan jalan menguji asumsi dasarnya. Pengujian asumsi dasar inilah yang disebut kritis radikal. Baik ilmu maupun filsafat memikirkan persoalannya secara kritis, tyetapi hanya filsafat yang memikirkan persoalannya secara radikal. Sebagai ilustrasi dapat dideskripsikan sebagai berikut: Ilmu alam menemukan teori gravitasi. Teori ini mengatakan bahwa setiap benda yang dijatuhkan dari atas, akan jatuh ke bawah, karena ada gaya tarik bumi.
Pemikiran filsafat, bukan menolak apa yang ditemukan oleh ilmu, sebab teori sesuai dengan hukum alam. Filsafat menerima temuan kebenaran pengetahuan ilmu, namun filsafat tidak berhenti sampai di situ. Ia mempertanyakan apa hake- kat benda, apa hakekat bumi, dan apa hakekat gaya tarik bumi. Sebab, ternyata ada batas yang menjadi wilayah gaya tarik bumi. Pada jarak dan batas atmosfir tertentu, benda tidak bisa jatuh ke bumi. Namun temuan ini merupakan revolusi dalam bidang ilmu, sehingga banyak teori-teori fisika yang berkiblat pada teori ini.
Pendekatan filsafi yang sifatnya kritis radikal sangat dibutuhkan oleh teori dan praktek pendidikan. Pendekatan ini penting karena sistem pendidikan yang kuat perlu diuji bukan hanya hukum-hukum atau teori-teori yang akan diterapkan dalam proses pendidikan itu, melainkan terutama asumsi dasar yang menjadi landasan dari hukum atau teori pendidikan itu. Jika hukum maupun asumsi dasar itu telah diuji secara teliti, maka dapat diharapkan kita telah mempunyai konsepsi pendidikan yang baik. Walaupun demikian, konsepsi pendidikan yang baik atau benar secara logika dan norma, belum tentu dapat menjamin terlaksananya praktek pendidikan yang baik pula. Konsepsi pendidikan yang baik dan benar menuntut para pelaksana pendidikan yang cakap, terampil, dan mempunyai sikap profesional menjadi guru/pendidik.
Berdasarkan tiga pendekatan filsafat terhadap pendidikan, maka filsafat pendidikan memegang peranan penting baik untuk membina perkembangan ilmu pendidikan maupun untuk praktek pendidikan. Demikian pula, filsafat pendidikan merupakan titik sentral daripada keseluruhan proses pendidikan, dan filsafat pendidikan merupakan awal dan akhir dari perenungan dan penelitian pendidikan, yaitu bahwa semua persoalan dankeraguan tentang pendidikan dapat dicari prinsip-prinsip penyelesaiannya pada filsafat pendidikan.
Dengan peranan filsafat pendidikan yang amat penting itu, dan dengan pendirian bahwa filsafat berperan sebagai disiplin sentral dalam keseluruhan proses pendidikan itu, maka perlu mendiskusikan bagaimana pendekatan filsafat terhadap beberapa pokok masalah filsafi yang penting. Berikut ini kita akan mencoba mende- kati masalah-masalah pendidikan yang berkaitan dengan masalah filsafi, yaitu tentang hidup, manusia, dan masalah tubuh jiwa.


SUMBER : Suyitno, Y. 2009. Landasan Filosofis Pendidikan. [Tersedia Online: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEDAGOGIK/195009081981011-Y._SUYITNO/LANDASAN_FILOSOFIS_PENDIDIKAN_DASAR.pdf , diakses pada tanggal 28 November 2016 pukul 12.47 WIB]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar