Sabtu, 03 Desember 2016

Mengenal Tokoh Filsafat: Socrates


Socrates (469-399 SM)
Mengenai riwayat Socrates tidak banyak diketahui, tetapi sebagai sumber utama keterangan tentang dirinya dapat diperoleh dari tulisan Aristophanes, Xenophon, Plato, dan Aristoteles. Ia sendiri tidak meninggalkan tulisan, sedangkan keterangan tentang dirinya didapat dari para muridnya. Orang yang paling banyak menulis tentang socrates adalah Plato yang berupa dialog-dialog.
Ia anak seorang pemahat Sophroniscos, dan ibunya bernama Phairnarete, yang pekerjaannya seorang bidan. Istrinya bernama Xantipe yang dikenal sebagai seorang yang judes (galak dan keras). Ia berasal dari keluarga yang kaya dengan mendapatkam pendidikan yang baik, kemudian menjadi prajurit Athena. Ia terkenal sebagai prajurit yang gagah berani. Karena ia tidak suka terhadap urusan politik, maka ia lebih senang memusatkan perhatiannya kepada filsafat, yang akhirnya ia dalam keadaan miskin.
Socrates mengarahkan perhatiannya kepada manusia sebagai objek pemikiran filsafatnya. Berbeda dengan kaum sofis, yang setiap mengajarkan pengetahuannya selalu memungut bayaran kepada murid-muridnya. Maka, ia kemudiab oleh kaum sofis sendiri dituduh memberikan ajaran barunya, merusak moral para pemuda, dan menentang kepercayaan negara. Kemudian ia ditangkap dan akhirnya dihukum mati dengan minum racun pada umur 70 tahun yaitu pada tahun 399 SM. Pembelaan Socrates atas tuduhan tsb telah ditulis oleh Plato dalam karangannya: Apologia.
Sejak muda Socrates telah terlihat sufat kebijaksanaannya, karena selain ia cerdas juga pada setiap perilakunya dituntun oleh suara batin (daimon) yang selalu membisikkan dan menuntun ke arah keutamaan moral. Cara memberikan pelajaran kepada para muridnya dengan dialog (tanya-jawab), yang bertujuan untuk mengupas kebenaran semu yang selalu menyelimutu para muridnya. Kebenaran semu tsb muncul karena ketidaktahuan para muridnya tentang hal-hal tertentu. Dengan cara dialog pengetahuan semu akan terdobrak sehingga mampu keluar dan melahirkan pengetahuan yang sejati.
Peran Socrates dalam mendobrak pengetahuan semu itu meniru pekerjaan ibunya sebagai seorang bidan dalam upaya menolong  kelahiran bayi, akan tetapi ia berperan sebagai bidan pengetahuan. Teknik dalam upaya menolong kelahiran (bayi) pengetahuan itu disebut dalam upaya menolong kelahiran (bayi) yaitu dengan cara mengamat-amati hal-hal yang konkret dan yang beragam coraknya tetapi pada jenis yang sama. Kemudian unsur-unsur yang berbeda dihilangkan sehingga tinggallah unsur yang sama dan bersifat umum, itulah pengetahuan sejati.
Pengetahuan sejati atau pengertian sejati sangat penting dalam mencapai keutamaan moral. Barangsiapa yang mempubuai pengertian sejati berarti memiliki kebajikan (arete) atau keutamaan moral berarti pula memiliki kesempurnaan manusia sebagai manusia.
Socrates dengan pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia secara keseluruhan, yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah yang keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan keterkaitan kedua hal tsb banyak nilai yang dihasilkan.


Sumber: Achmadi, Asmoro. 2008. Filsafat Umum. Jakarta: PT RajaGrafindo Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar