Senin, 05 Desember 2016

Mengamati Luar Jendela Hidup

oleh: Atikah

Hidup bukan bicara soal kita saja. Walau kita memang menjadi tokoh utama dalam hidup kita, bukan berarti tidak ada orang lain yang membantu peran kita untuk hidup. Pernahkah kalian mengintip di balik jendela hidup kalian? Bukankah pasti terbesit dalam pikiran kalian "oh, hidupnya lebih baik dari saya" atau "oh, syukur sekali aku bisa hidup seperti ini".
Hidup bukan berarti terkurung. Coba lihat sekitaranmu. Perhatikan mereka baik-baik, lalu ucaplah syukur kepada penciptamu (*ini adalah nasihat untuk diri). Jika kau melihat keluar jendela, kehidupan itu nyatanya bisa dibagi jika dilihat dari status sosial. Kaya dan miskin. Di luar jendela hidupmu ada orang yang dilahirkan dengan harta yang berlebihan, ada orang yang dilahirkan dengan harta yang berkecukupan dan ada orang yang dilahirkan dengan harta yang kekurangan. Bagi mereka yang hartanya berlebihan, hidup makmur (walau belum tentu bahagia), dan bagi mereka yang hartanya kekurangan, nyatanya keringat kerja kerasnya lebih banyak.
Di luar jendela hidupmu ada orang yang bahagia, sedih, senang, duka, dan sebagainya. Saya terkadang "iseng" memperhatikan orang lain. Nyatanya, mmperhatikan alam luar jendela hidup itu menyenangkan dan menenangkan. Kita ini makhluk sosial, artinya saling membutuhkan satu sama lainnya. Jika kamu malas melangkah keluar jendelamu, dapatkah kamu berbahagia dan bersedih sendiri? Mari kita tanggap dalam merasa. Artinya, mari kita mulai pedulikan orang lain. Karena rasa bahagia itu datang bukan hanya karena mendapatkan jackpot saja. Rasa bahagia yang sangat bahagia itu bisa datang dari kamu yang dapat membahagiakan orang lain dan bercengkrama dengan orang lain karena Tuhanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar