Metodologi matematika adalah kumpulan cara-cara, rumus-rumus, dan
kaidah-kaidah yang digunakan dalam setiap ilmu, terdapat nama dalam metode atau
cara dari ilmu tersebt. Dalam setiap metode terdapat dua hal yang berbeda
yaitu: pertama, dasar-dasar (pokok-pokok atau kaidah-kaidah), dan kedua adalah
argumentasi. Metodologi matematika juga merupakan cara penyusunan berbagai alur
dan asas yang diterapkan pada matematika sebagai suatu metode. Matematika
merupakan suatu metode yang dapat digunakan oleh para
ahli matematika untuk menemukan hal-hal yang benar
mengenai pokok-pokok pembahasan tertentu dalam suatu bidang.
Metodologi
matematika terdiri dan tiga metode yaitu metode deduksi,
metode induksi dan metode dialektika.
Ø Metode
deduksi, yakni suatu metode berpikir yang
menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum kemudian diterapkan pada sesuatu
yang bersifat khusus.
Ø Metode
induksi, yakni metode berpikir dalam
prinsip-prinsip khusus kemudian diterapkan pada sesuatu yang besifat khusus.
Ø Metode dialektika, yakni metode berpikir yang menarik
kesimpulan melalui tiga tahap yang terdiri dari tesis, antithesis, dan
sintesis atau melalui tiga tahap yang terdiri dari tesis, antithesis,
dibangun berdasarkan premis mayor dan premis minor sehingga melahirkan
kesimpulan yang baru.
Menurut
Morris Kline bahwa metodologi matematika merupakan suatu tata cara yang berdasarkan patokan pikiran. Tata cara itu
merumuskan batasan-batasan dari pengertian-pengertian berpikir dan secara tegas menyatakan patokan-patokan yang
akan menjadi dasar bagi penalaran. Dari
batasan-batasan patokan-patokan tersebut, kesimpulan diturunkan
dengan penerapan logika paling ketat yang orang mampu menggunakan. Pokok-pokok penting dalam metode matematika terdiri dari
tiga bagian yaitu aksioma, definisi,
dan teorema.
Berdasarkan ketiga bagian pokok penting
metode matematikadi atas, dapat ditegaskan bahwa metode matematika adalah suatu
pembuktian yang berdasarkan aksioma dan definisi yang dilakukan menurunkan
dengan penalaran logis yang ketat dalam membuktikan dan menurunkan teorema
(dalil). Suatu teorema merupakan suatu kebenaran karena
telah dibuktikan melalui prosedur yang ketat.
Tetapi
dalam matematika terdapat cabang-cabang yang begitu banyak sehingga definisinya memungkinkan berbeda satu sama
lain, maka teorema-teorema yang diturunkannya juga berlainan satu sama
lain. Dengan demikian pada suatu teorema
tidaklah bersifat mutlak berlaku di semua perbincangan. Oleh karena
itu, para ahli matematika suka berbicara
tentang pengertian, teorema-teorema atau kesimpulan-kesimpulan dalam suatu
cabang matematika yang taat asas (konsisten)
dengan aksioma (patokan
fikir) yang digunakannya.
Berkenaan dengan hal tersebut
Hollis Cooley beserta rekan-rekannya (1949) memberikan komentar tentang keindahan dalam
metode menurunkan kesimpulan (konklusi)
dari berbagai pernyataan dan kumpulan dari postulat.
Mathematics
is concerned with drawing conclusions from the sets of postulates selected for
the various mathematical systems. These
postulates are often taken from physical experience. Thus, mathematics has scientific
characteristics because it is helpful in attempts to discover truths about the
physical world on the other hand, since
mathematics is not obliged to use postulate selected from physical
experienced but free to develop any postulate it pleases, it enjoys freedom is characteristics of art the
which.
(Matematika
menyangkut penurunan dari kumpulan yang dipilih untuk bermacam-macam aturan
matematika. Postulat ini sering diambil
dari pengalaman-pengalaman bendawi, dan kesimpulan-kesimpulannya diterapkan
pada pengalaman. Dengan demikian, matematika mempunyai ciri ilmiah karena ini
berguna dalam usaha untuk menemukan kebenaran tentang dunia bendawi.
Kebalikannya, oleh karena matematika tidak harus menggunakan postulat dari
pengalaman bendawi melainkan bebas mengembangkan postulat apapun yang
disukainya matematika menikmati kebebasan yang merupakan ciri dari seni).
SUMBER: Haryono, Didi. 2014. Filsafat Matematika. Bandung: Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar