Tokohnya adalah Plotinus dan Ammonius Sacas, kurang
lebih 5 abad sesudah Aristoteles meninggal dunia, muncul kembali filsafat
Yunani yang untuk terakhir kalinya.
Munculnya kembali pemikiran filsafat Yunani ini bersamaan dengan
munculnya agama Kristen (awal
abad Masehi)
Plotinus (204-270) lahir di Lykopolis,
Mesir. Pemikiran filsafatnya dipengaruhi oleh Plato, sedikit Aristoteles. Titik tolak pemikiran
filsafat Plotinus adalah bahwa asas yang menguasai segala sesuatu adalah satu.
Filsafat Neoplatonisme merupakan perpaduan antara filsafat Plato (lde kebaikan tertinggi) dengan
diberi penekanan kepada upaya pencarian pengalaman batiniah untuk menuju ke
kesatuan dengan Tuhan (Yang
Esa).
Pemikirannya, karena Tuhan merupakan isi dan titik
tolak pemikirannya, Tuhan dianggap sebagai Kebaikan Tertinggi dan sekaligus
menjadi tujuan semua kehendak. Ada segala sesuatu timbul dari Ada yang Esa. Yang
Esa keluar dari dalam dirinya, tanpa gerak, tanpa kehendak. Yong Esa
mengeluarkan pancaran sinar yang tidak bergerak (yaitu matahari yang juga selalu memancarkan
sinarnya).
Demikian juga, manusia sebagai makhluk bukanlah
sebagai ciptaan Tuhan, tetapi pancaran Tuhan. Proses timbulnya
makhluk, pertama yang muncul dari Yang Esa disebut jiwa. Jiwa inilah yang menggerakkan alam semesta. Kemudian, dari jiwa
timbul roh-roh dari roh-roh menimbulkan materi-materi, Karena segala sesuatu (termasuk manusia) itu timbul dengan sendirinya (tidak
dicipta Tuhan), tugas manusia adalah
kembali ke asalnya yaitu Tuhan. Dalam
kehidupan manusia di dunia, apabila
manusia terlalu mencurahkan hidupnya ke arah dunia, manusia akan melupakan kodrat sejatinya. Dan
apabila manusia memandang secara wajar, manusia akan dapat mencapai dunia ide (Ide
Yang Satu yaitu Tuhan).
Plotinus mengharapkan agar manusia tidak menekankan
duniawian sehingga dapat mencapai keindahan
dunia. Untuk mencapai keindahan dunia sehingga cepat sampai ke dunia manusia
harus memurnikan diri dari keduniawian yang serbaneka. Akhirnya, apabila manusia dapat memurnikan dirinya
dengan menjauhi keduniawian, manusia niscaya akan dapat bersatu dengan Tuhan.
Walaupun Plotinus mendasarkan
diri pada pemikiran Plato, tetapi
plotinus memajukan hal baru yang belum terdapat dalam filsafat Yunani, yaitu
arah pemikirannya kepada Tuhan dan Tuhan dijadikan dasar segala
sesuatunya.
Karena zaman Neoplatonisme ini diwarnai oleh
agama, zaman ini disebutnya sebagai
zaman mistik.
Sumber: Achmadi, Asmoro. 2008. Filsafat Umum. Jakarta: PT RajaGrafindo
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar