Senin, 05 Desember 2016

Aliran Neoplatonisme pada Zaman Hellenisme


Tokohnya adalah Plotinus dan Ammonius Sacas, kurang lebih 5 abad sesudah Aristoteles meninggal dunia, muncul kembali filsafat Yunani yang untuk terakhir kalinya.  Munculnya kembali pemikiran filsafat Yunani ini bersamaan dengan munculnya agama Kristen (awal abad Masehi) 
Plotinus (204-270) lahir di Lykopolis, Mesir. Pemikiran filsafatnya dipengaruhi oleh Plato,  sedikit Aristoteles. Titik tolak pemikiran filsafat Plotinus adalah bahwa asas yang menguasai segala sesuatu adalah satu. Filsafat Neoplatonisme merupakan perpaduan antara filsafat Plato (lde kebaikan tertinggi) dengan diberi penekanan kepada upaya pencarian pengalaman batiniah untuk menuju ke kesatuan dengan Tuhan (Yang Esa). 
Pemikirannya, karena Tuhan merupakan isi dan titik tolak pemikirannya, Tuhan dianggap sebagai Kebaikan Tertinggi dan sekaligus menjadi tujuan semua kehendak. Ada segala sesuatu timbul dari Ada yang Esa. Yang Esa keluar dari dalam dirinya, tanpa gerak, tanpa kehendak. Yong Esa mengeluarkan pancaran sinar yang tidak bergerak (yaitu matahari yang juga selalu memancarkan sinarnya).
Demikian juga, manusia sebagai makhluk bukanlah sebagai ciptaan Tuhan, tetapi pancaran Tuhan. Proses timbulnya makhluk, pertama yang muncul dari Yang Esa disebut jiwa.  Jiwa inilah yang menggerakkan alam semesta. Kemudian, dari jiwa timbul roh-roh dari roh-roh menimbulkan materi-materi,  Karena segala sesuatu (termasuk manusia) itu timbul dengan sendirinya (tidak dicipta Tuhan),  tugas manusia adalah kembali ke asalnya yaitu Tuhan.  Dalam kehidupan manusia di dunia,  apabila manusia terlalu mencurahkan hidupnya ke arah dunia,  manusia akan melupakan kodrat sejatinya. Dan apabila manusia memandang secara wajar, manusia akan dapat mencapai dunia ide (Ide Yang Satu yaitu Tuhan). 
Plotinus mengharapkan agar manusia tidak menekankan duniawian sehingga dapat mencapai keindahan dunia. Untuk mencapai keindahan dunia sehingga cepat sampai ke dunia manusia harus memurnikan diri dari keduniawian yang serbaneka. Akhirnya, apabila manusia dapat memurnikan dirinya dengan menjauhi keduniawian, manusia niscaya akan dapat bersatu dengan Tuhan.
Walaupun Plotinus mendasarkan diri pada pemikiran Plato,  tetapi plotinus memajukan hal baru yang belum terdapat dalam filsafat Yunani, yaitu arah pemikirannya kepada Tuhan dan Tuhan dijadikan dasar segala sesuatunya. 
Karena zaman Neoplatonisme ini diwarnai oleh agama,  zaman ini disebutnya sebagai zaman mistik.


Sumber: Achmadi, Asmoro. 2008. Filsafat Umum. Jakarta: PT RajaGrafindo Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar